Biarkan Hati Kecil Mu Yang Bergerak (1)
Bagian 1 Sejak kecil aku sudah memiliki rasa simpati yang sangat besar, namun sayangnya rasa simpati ini belum mampu mendorongku untuk berani menolong orang-orang di sekitarku dengan cepat. Oke, mari kita lupakan mengenai fakta tersebut sejenak. Liburan semester kali ini aku dan keluargaku berencana untuk menghabiskan waktu kami di Yogyakarta, tempat yang paling sempurna bagiku. Maka dari itu, pagi-pagi sekali kami sudah siap untuk berdiri disini, di Bandara Soekarno-Hatta. Rasa ngantuk kembali menghantuiku yang tengah terduduk diatas bangku bersama kakakku dan ransel kami masing-masing, nun jauh disana dapat kupastikan ayah dan ibu yang sedang melakukan check in. "Fiz, kakak ke toilet dulu ya, kamu jangan kemana-mana, sebentar doang kok," kata kak Rizha sembari bangkit dari duduknya. "Siap, Kak," ucapku cepat. Setelah kak Rizha menghilang ditengah kerumunuan manusia, aku berniat untuk kembali memejamkan mataku sejenak. Namun tiba-tiba te