Alasan Saya Memilih SMA NEGERI 68 Jakarta sebagai batu loncatan masa depan.
Halo teman - teman, kakak - kakak, dan bapak ibu semua, selamat datang di blog Shafira Menulis! Tulisan ini merupakan tulisan pertama saya di blog Shafira menulis, maka dari itu ada baiknya agar saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya RR. Shafira Nur Ramadhani, saat ini saya duduk di kelas X IPS 3. Sejak kecil saya sudah menyukai hal - hal yang berhubungan dengan membaca, oleh sebab itu seiring dengan berjalannya waktu jari dan hati saya pun ikut tertarik untuk menulis sebuah cerita.
Allhamdulillah, beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD, saya telah menluncurkan novel perdana saya yang berjudul "Pancake Vs. Waffle" serial KKPK dari penerbit Dar! Mizan. Saya berharap hal tersebut dapat menjadi awal yang baik bagi masa depan saya, dan ya! Begitu juga dengan SMA Negeri 68 Jakarta. Baiklah, menurut saya cukup sampai disini untuk bagian perkenalan diri, jadi maari kita mulai membahas tema tulisan saya kali ini!
Beberapa teman dan keluarga merasa kaget dan penasaran mengapa saya memilih SMA Negeri 68 Jakarta IPS sebagai sekolah lanjutan saya. Apa kalian juga ingin tahu? Kalau iya, tenang, saya akan menjelaskan secara runtut dan jelas! Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar saya sering diajak mama mengajar di UI, Depok. Awalnya saya tidak tertarik sama sekali dengan profesi mama. Bahkan saya sempat tidak mau menjadi seperti mama, kalian tahu kenapa? Begini, setiap seminggu sekali mama pasti selalu pergi dinas, entah kemana yang pasti saya sudah lupa.
Tapi setiap pulang dinas mama selalu menceritakan pengalamannya selama pergi kepada kami sekeluarga. Banyak hal menyenangkan dan menantang yang saya dengar. Maka seiring berjalannya waktu saya mulai tertarik untuk mejadi seperti mama. Kalau diantara kalian ada yang penasaran dengan profesi mama saya, hm... coba tebak saja yaa!
Namun sayangnya, papa dan mama sangat ingin saya menjadi dokter seperti kakek. Saat itu saya masih kelas 2 SD, dan saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter anak. Saya tahu betul untuk mejadi seorang dokter bukanlah proses yang mudah, oleh sebab itu saya mulai memfokuskan diri saya dalam pelajaran IPA dan Matematika. UN SD berhasil saya selesaikan dengan hasil yang memuaskan. Saya senang melihat orangtua saya bahagia, kalian tahu seperti apa definisi bahagia itu? kalau bagi saya melihat mereka dan orang-orang lain di sekitar saya bahagia sudah cukup untuk disebut kebahagiaan tersendiri. Jadi, bahagia itu sederhana, bukan?
Selama menjadi murid SMP saya memiliki 2 cita-cita lain, yang pertama cita-cita lama yang bersemi kembali, dan yang kedua adalah menjadi seorang pilot. Sayangnya ketika masuk ke kelas 8 mata kiri saya silinder, jadi pupuslah sudah cita - cita saya yang ingin mejadi pilot. Waktu memang tidak berlari, namun terasa cepat bagi semua orang, bukan? Hari pertama PPDB saya belum berhasil mendapatkan token, jadi saya memutuskan untuk memantau pergerakkan nilai di laman PPDB terlebih dahulu. Kemudian pagi hari kedua token telah berada di genggaman tangan saya, maka siang itu kami sekeluarga duduk bersama di ruang keluarga sambil mempersiapkan laptop. Kami berdiskusi sambil menatap layar laptop papa yang menampilkan pergerakan nilai nilai nem.
Dan inilah kata-kata yang terucap dari mulut papa dan mama saya saat itu, "Sekarang, semua pilihan ada di tangan kamu, Fir, kamu bisa ambil jurusan IPA tapi bukan di SMA 68 (SMA impian saya selama 3 tahun terakhir ini, hehe), kami sudah tidak terlalu berharap kamu jadi dokter, kami percaya semua profesi itu baik dan bagus. Jadi sekarang kamu tentukan profesi yang benar - benar kamu inginkan. Dan jangan lupa, lakukan yang terbaik untuk apa yang telah kamu tentukan. Kejar dan usahakan, jangan setengah - setengah, buktikan kepada kami dan yang lain, Kamu bisa, Fira!" begitulah kurang lebihnya. Setelah mendengar ucapan tersebut saya langsung merasa lega. Bukan main rasanya, senang sekali!
Saya segera mencari tahu segala hal yang bersangkutan dengan profesi yang saya inginkan. Mulai dari jurusan SMA-nya, materi di SMA-nya, bahkan PTN-nya. Dan, Yup! Semua jawaban tersebut bermuara di SMA Negeri 68 Jakarta IPS! Yang pertama, menurut pencarian saya di internet, SMA 68 termasuk kedalam lima SMA Negeri di Jakarata yang terbaik dalam bidang akademik. Oleh karena itu, SMA 68 Jakarta memiliki peluang SNMPTN lebih banyak dibanding sekolah lainnya. Yang kedua, letak rumah saya berdekatan dengan SMA 68, kalau boleh saya ibaratkan, naik sepeda ontel milik alm. kakek saya saja pasti sampai disana, hehe. Letak sekolah ini pun juga sangat strategis, yaitu di pusat ibu kota!
Dan yang terakhir, menurut pengamatan kecil - kecilan saya selama melewati SMA 68 ketika masih duduk di bangku SMP dulu, SMA 68 merupakan sekolah yang memiliki lingkungan dan tata tertib yang benar dan baik. Dengan baiknya faktor lingkungan dan tata tertib tersebut, maka akan tercipta konsep diri dan mental yang positif untuk murid - muridnya. Saya berharap saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan besekolah di SMA Negeri 68 Jakarta. Baiklah, saya pikir sudah cukup sampai disini penjelasan saya, jadi itulah alasan mengapa saya memilih SMA Negeri 68 Jakarta. Maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan saya, terima kasih untuk semua teman - teman, kakak - kakak, dan guru -guru yang telah menyempatkan waktu untuk membaca blog saya, Shafira Menulis! Sampai jumpa di lain waktu!
Allhamdulillah, beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD, saya telah menluncurkan novel perdana saya yang berjudul "Pancake Vs. Waffle" serial KKPK dari penerbit Dar! Mizan. Saya berharap hal tersebut dapat menjadi awal yang baik bagi masa depan saya, dan ya! Begitu juga dengan SMA Negeri 68 Jakarta. Baiklah, menurut saya cukup sampai disini untuk bagian perkenalan diri, jadi maari kita mulai membahas tema tulisan saya kali ini!
Beberapa teman dan keluarga merasa kaget dan penasaran mengapa saya memilih SMA Negeri 68 Jakarta IPS sebagai sekolah lanjutan saya. Apa kalian juga ingin tahu? Kalau iya, tenang, saya akan menjelaskan secara runtut dan jelas! Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar saya sering diajak mama mengajar di UI, Depok. Awalnya saya tidak tertarik sama sekali dengan profesi mama. Bahkan saya sempat tidak mau menjadi seperti mama, kalian tahu kenapa? Begini, setiap seminggu sekali mama pasti selalu pergi dinas, entah kemana yang pasti saya sudah lupa.
Tapi setiap pulang dinas mama selalu menceritakan pengalamannya selama pergi kepada kami sekeluarga. Banyak hal menyenangkan dan menantang yang saya dengar. Maka seiring berjalannya waktu saya mulai tertarik untuk mejadi seperti mama. Kalau diantara kalian ada yang penasaran dengan profesi mama saya, hm... coba tebak saja yaa!
Namun sayangnya, papa dan mama sangat ingin saya menjadi dokter seperti kakek. Saat itu saya masih kelas 2 SD, dan saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter anak. Saya tahu betul untuk mejadi seorang dokter bukanlah proses yang mudah, oleh sebab itu saya mulai memfokuskan diri saya dalam pelajaran IPA dan Matematika. UN SD berhasil saya selesaikan dengan hasil yang memuaskan. Saya senang melihat orangtua saya bahagia, kalian tahu seperti apa definisi bahagia itu? kalau bagi saya melihat mereka dan orang-orang lain di sekitar saya bahagia sudah cukup untuk disebut kebahagiaan tersendiri. Jadi, bahagia itu sederhana, bukan?
Selama menjadi murid SMP saya memiliki 2 cita-cita lain, yang pertama cita-cita lama yang bersemi kembali, dan yang kedua adalah menjadi seorang pilot. Sayangnya ketika masuk ke kelas 8 mata kiri saya silinder, jadi pupuslah sudah cita - cita saya yang ingin mejadi pilot. Waktu memang tidak berlari, namun terasa cepat bagi semua orang, bukan? Hari pertama PPDB saya belum berhasil mendapatkan token, jadi saya memutuskan untuk memantau pergerakkan nilai di laman PPDB terlebih dahulu. Kemudian pagi hari kedua token telah berada di genggaman tangan saya, maka siang itu kami sekeluarga duduk bersama di ruang keluarga sambil mempersiapkan laptop. Kami berdiskusi sambil menatap layar laptop papa yang menampilkan pergerakan nilai nilai nem.
Dan inilah kata-kata yang terucap dari mulut papa dan mama saya saat itu, "Sekarang, semua pilihan ada di tangan kamu, Fir, kamu bisa ambil jurusan IPA tapi bukan di SMA 68 (SMA impian saya selama 3 tahun terakhir ini, hehe), kami sudah tidak terlalu berharap kamu jadi dokter, kami percaya semua profesi itu baik dan bagus. Jadi sekarang kamu tentukan profesi yang benar - benar kamu inginkan. Dan jangan lupa, lakukan yang terbaik untuk apa yang telah kamu tentukan. Kejar dan usahakan, jangan setengah - setengah, buktikan kepada kami dan yang lain, Kamu bisa, Fira!" begitulah kurang lebihnya. Setelah mendengar ucapan tersebut saya langsung merasa lega. Bukan main rasanya, senang sekali!
Saya segera mencari tahu segala hal yang bersangkutan dengan profesi yang saya inginkan. Mulai dari jurusan SMA-nya, materi di SMA-nya, bahkan PTN-nya. Dan, Yup! Semua jawaban tersebut bermuara di SMA Negeri 68 Jakarta IPS! Yang pertama, menurut pencarian saya di internet, SMA 68 termasuk kedalam lima SMA Negeri di Jakarata yang terbaik dalam bidang akademik. Oleh karena itu, SMA 68 Jakarta memiliki peluang SNMPTN lebih banyak dibanding sekolah lainnya. Yang kedua, letak rumah saya berdekatan dengan SMA 68, kalau boleh saya ibaratkan, naik sepeda ontel milik alm. kakek saya saja pasti sampai disana, hehe. Letak sekolah ini pun juga sangat strategis, yaitu di pusat ibu kota!
Dan yang terakhir, menurut pengamatan kecil - kecilan saya selama melewati SMA 68 ketika masih duduk di bangku SMP dulu, SMA 68 merupakan sekolah yang memiliki lingkungan dan tata tertib yang benar dan baik. Dengan baiknya faktor lingkungan dan tata tertib tersebut, maka akan tercipta konsep diri dan mental yang positif untuk murid - muridnya. Saya berharap saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan besekolah di SMA Negeri 68 Jakarta. Baiklah, saya pikir sudah cukup sampai disini penjelasan saya, jadi itulah alasan mengapa saya memilih SMA Negeri 68 Jakarta. Maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan saya, terima kasih untuk semua teman - teman, kakak - kakak, dan guru -guru yang telah menyempatkan waktu untuk membaca blog saya, Shafira Menulis! Sampai jumpa di lain waktu!
Komentar
Posting Komentar